Rabu, 21 Oktober 2009
Seberkas cahaya kusongsong
Segenggam harapan terpatri di jiwa
Melangkah dalam kepastian
Menuju cita-cita gemilang
Segala daya-upaya tlah kulakukan
Menghadapi segala tantangan
dengan semangat membara
Hasilnya....memberiku suatu kebanggaan
Namun... Dalam penantian panjang
Harapan itu terkoyakkan,
Terkalahkan dari segelintir
kepentingan, keambisiusan, dan keegoisan sesaat
Hanya satu penuntun sukma,
pemupuk jiwa.......
suatu INSPIRASI
Sebagai suara malaikat,
Membangkitkan sanubari yang terpuruk
Semoga...dapat terkalahkan oleh suatu masa gemilang
Label: Satire
Sabtu, 17 Oktober 2009
Sebagai kota jasa dan niaga, denyut nadi perekonomian Kota Parepare banyak bertumpu pada sektor perdagangan, dan salah satu sektor usaha yang cukup menjanjikan di Kota Niaga ini adalah sektor usaha rumah tangga atau home industry. Banyak usaha rumah tangga yang ditekuni warga telah menambah pendapatan keluarga, salah satunya adalah Roti Mantou, sebagai salah satu penganan khas Parepare.
Makanan khas ini, telah menjadi populer dan menjadi salah satu daya tarik bagi mereka yang berkunjung ke Parepare. Meski bahan yang digunakan sama, yaitu terbuat dari terigu, namun warnanya yang putih menyerupai tahu yang terbungkus dengan plastik seperti roti kebanyakan lainnya, telah menjadi sesuatu yang menarik bagi orang yang datang ke kota ini.
Roti ini sangat beda dengan roti lainnya yang banyak di jual di toko-toko atau kios, terutama dalam hal rasa dan kelezatannya. Roti Mantou dapat dimakan begitu saja sambil minum teh atau kopi, namun lebih lezat kalau digoreng atau dikukus sebelum dimakan. Bila digoreng mengeluarkan aroma khas yang menggugah selera untuk mencicipinya. biasanya dalam satu bungkus terdiri dari 3 potong, harganya Rp.3.500.
Roti ini hanya dapat dijumpai di salah satu toko penjual roti dan penganan lainnya, yaitu milik Heryadi Thamrin. Usaha jualan kue termasuk roti mantou dilakoninya sejak tahun 1978, namun khusus roti mantou baru dicoba dipasarkan pada tahun 2007. Awalnya dia dapat oleh-oleh dari keluarganya di Jakarta, dan setelah dicoba dibuat dan dipasarkan, ternyata peminatnya banyak.
Dalam sehari, rata-rata terjual habis hingga 500 bungkus. Pembelinya bukan hanya orang Parepare, namun juga pembeli yang datang dari daerah kabupaten tetangga yang ada di sekitar Kota Parepare, bahkan banyak yang datang membeli dari Makassar atau dari luar Sulawesi Selatan membelinya sebagai oleh-oleh khas Parepare.
Label: wisata kuliner
Rabu, 14 Oktober 2009
Label: warning
Selasa, 13 Oktober 2009
Label: Nuansa Hati
Sabtu, 10 Oktober 2009
Mungkin anda sering kesel apabila ditanya oleh seseorang tentang sesuatu, dan tidak bisa menjawabnya padahal sebenarnya tahu, cuma lupa...
Nah.. agar anda tidak lupa... maka CATATLAH.... sekali lagi... CATATLAH...
Label: tips